Ngrompyong, Gotong Royong Basmi Tikus.

Selain menanam dan memanen padi atau kacang hijau,  para petani di demak mempunyai kesibukan yang sangat unik dan sarat dengan banyak nilai filisofinya. Ngrompyong, itulah namanya. Nama tersebut sesuai dengan bahan dasar dan bunyi alatnya.

Alatnya sangat sederhana, terbuat dari dari kaleng susu atau kaleng obat pestisida yang direntetkan dalam sutas tambang dengan panjang sekitar sepuluh meter. Untuk menimbulkan efeek bunyi yang sangat berisik, biasanya di dalam botol atau kelng diberi kelereng atau batu.

Minat Menulis Mahasiswa Unnes Masih Rendah

Pada awal bulan maret tahun ini, banyak mahasiswa Unnes disibukkan dengan penulisan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Mahasiswa berbondong-bondong membuat PKM, entah bagaimana caranya. Yang penting deadline tanggal 5 Maret terpenuhi.

Tahun ini memang ada kebijakan baru dari Bidang Kemahasiswaan Unnes yang mewajibkan setiap mahasiswa yang akan mendapat beasiswa untuk mengirimkan proposal PKM. Setelah penutupan pendaftaran, tercatat 1800an proposal yang sudah diterima pihak kemahasiswaan Unnes. Jumlah yang begitu banyak memang. Akan tetapi, melihat fenomena ini saya berani menyimpulkan kalau minat mahasiswa Unnes masih lah rendah.

Pagar Hijau yang Hilang

Ada banyak hal sudah berbeda di kampung saya dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Kampong yang asri nan hijau, lambat laun menjadi gersang dan terasa sangat menyengat saat tengah hari. Ditambah lagi dengan jalan berdebu membuat kampung ini menjadi tak begitu indah.

Singkongan (Dolanan Cilianku-3)

Sore ini, tidak sengaja saya bertemu dan ngobrol dengan teman kampung saya yang tak lain adalah teman dari kecil hingga sekarang. Di tengah-tengah obrolan kami, kami melihat sekelompok anak sedang main bola. Dan tiba-tiba kami membicarakan tentang dolanan kami saat masih kecil dulu.

Satu permainan yang sangat menarik kami perbincangkan waktu itu adalah Singkongan. Mungkin nama ini asing bagi kalangan umum, tapi inilah permaianan yang sering kami lakukan saat kecil dulu.

Le Gamelan: Culture et Croyonce

Gamelan est une musique traditionnelle en Indonésie qui est le plus important et le plus connu des ensembles de gongs et de tambours indonésiens est le gamelan de Java et de Bali. Les gamelans, qui restent attachés aux rites ancestraux et à la célébration de la fertilité, sont également associés à l’hindouisme et au bouddhisme, qui furent très pratiqués en Indonésie entre 500 et 1500 apr. J.-C. Les valeurs artistiques qui en découlent sont empreintes de retenue et de raffinement.

KALA

Izinkan aku cerita sedikit kawan

Entah kenapa terlintas difikiranku suatu kata

KALA, ya kata itu kala

BETENGAN (Dolanan Cilianku-2)

Ngomong-ngomong tentang masa kecil, rasanya tak lengkap kalau tidak ngomongin dolanan tradisonal. Selain Tekongan yang sudah saya posting sebelumnya, di kampung saya juga memiliki satu permainan yang sangat menarik. Namanya BETENGAN. Dilhati dari namanya sudah keren. Hehehe

Permainan ini biasa kami lakukan pada sore hari setelah pulang dari sekolah madrasyah Diniyah, tapi inget hanya para cowok yang memainkan permainan ini.

Sabun Dulit (Sabun Cuci Krim) Sebagai Penawar Gatal

Pagi itu aku sedang asyiknya tidur di depan TV yang memang sejak pagi belum aku matikan. Tiba-tiba terdengar suara yang begitu akrab aku dengar. « Zak, kae lho kuline bapakmu do gatelen nang sawah, wonge lagi do daud (mencabuti benih padi untuk di tanam). Dang li dikirimi sabun dulet » jeritan simbahku. Dalam keadaan setengah sadar aku berfikir, « opo hubungane gatel sama sabun dulet ? ».

TEKONGAN (Dolanan Cilianku-1)

Nomong-ngomong dolanan anak, aku teringat sebuah permainan di desaku yang membuatku harus jaga seharian bahkan beberapa hari hingga aku menangis karena permainan yang tak kunjung usai itu. Permainan itu adalah TEKONGAN. Ya, mungkin tergerus zaman, sekarang sudah jarang anak-anak di desaku yang memainkan permainan itu padahal permainannya sangat mengasikkan. Oke deh, aku akan coba paparkan bagaimana mevainkannya.

L’histoire de Lawang Sewu

Lawang Sewu est situé dans le complexe de Tugu Muda, Semarang, Java Central. Autrefois, Lawang Sewu était un immeuble qui a de l’allure « l’art déco ». Au début, il était utilisé comme le siège de chemins de fer néerlandais (Tram), ou plus connu Maschaappij Nederlandsch Indische Spoorweg (NIS).  L’architecte de ce bâtiment est deux hollandais soient Prof Jacob F. Klinkhamer et BJ Queendag. Selon les registres historiques, il a été construit en 1903, puis a été inauguré le 1^er Juillet 1907.